https://www.elaeis.co

Berita / Serba-Serbi /

Yang Lulus Tak Banyak, Tapi Benar-benar Berhak

Yang Lulus Tak Banyak, Tapi Benar-benar Berhak

Ilustrasi (Int.)


Kuala Simpang, Elaeis co - Sudah empat tahun terakhir Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) di Aceh berusaha memperkuat sumber daya manusia (SDM) petani sawit dan keluarganya. Salah satu cabang yang serius melakoni hal itu adalah DPD APKASINDO Aceh Tamiang.

“Alhamdulilah, dibanding cabang lainnya di Aceh, APKASINDO Aceh Tamiang lebih banyak mengirimkan anak-anak petani sawit untuk kuliah di kampus-kampus khusus perkebunan sawit,” kata Ketua DPD APKASINDO Aceh Tamiang, Muhamad Saleh, kepada Elaeis.co, Jumat (15/10/2021).

Tahun 2020 tercatat ada sejumlah tamatan SMA dan SMK dari Aceh Tamiang yang lolos masuk Diploma-1 di sejumlah kampus perkebunan kelapa sawit di berbagai kota di Indonesia. 

“Namun tahun lalu saya protes karena yang lulus itu adalah anak-anak kota, bukan murni anak-anak dari kampung atau anak petani sawit. Apalagi tahun lalu itu cukup mengandalkan surat keterangan dan dari datuk setempat bahwa mereka anak petani, langsung dapat beasiswa BPDPKS,” kata Saleh.

Kritik Saleh membuahkan hasil. Tahun 2021 ini, ada tujuh tamatan SMA/SMK yang berhasil meraih beasiswa BPDPKS untuk kuliah di berbagai kampus perkebunan sawit untuk Diploma-3 dan Diploma-4.

“Ada satu orang diterima kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan (STIP-AP) Medan, tiga orang diterima kuliah di Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi (CWE) Bekasi, tiga orang kuliah di Jogjakarta, yakni di Kampus Instiper dan LPP (Lembaga Pendidikan Perkebunan),” kata Saleh.

Seharusnya ada 10 pelajar yang bisa ikut menerima beasiswa BPDPKS itu. Tetapi tiga orang di lainnya batal mengikuti seleksi penerimaan beasiswa karena di saat hari ujian turun hujat lebat dan membuat kampung mereka kebanjiran.

Ia mengakui jumlah yang meraih beasiswa dari BPDPKS tidak sebanyak daerah lain. Namun ia merasa sangat puas karena yang menerima beasiswa adalah benar-benar anak petani sawit dari pedalaman Aceh Tamiang.

“Ada surat keterangan yang memastikan bahwa mereka anak petani sawit, dilengkapi dengan surat keterangan kepemilikan kebun sawit orangtua mereka,” kata Saleh. 


 

Komentar Via Facebook :