Berita / Nusantara /
Duo Kompeten Ala LPP Yogya
Mahasiswa LPP Yogya usai mendapa motivasi dari Ketua Umum DPP Apkasindo, Dr. Gulat Medali Emas Manurung. foto: Ist
Yogyakarta, elaeis.co - Tak kurang dari 125 orang mahasiswa program D3 dan D4 Politeknik Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Yogya di kawasan Gondokusuman Yogyakarta, nampak sumringah saat mendengar motivasi yang sedang diberikan Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Gulat Medali Emas Manurung, Senin (22/11) lalu.
Kebetulan sehabis memotivasi mahasiswa D1 Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY) di kawasan Bawen, Ungaran, Semarang Jawa Tengah, lelaki 49 tahun ini mampir ke sana.
Mahasiswa tadi adalah angkatan 2021 yang baru lulus seleksi Program Beasiswa Sawit Badan Pengelola Dana Perkebunan kelapa Sawit (BPDPKS).
Yang D3 berjumlah 100 orang. Mereka dibagi dalam 4 program diploma (prodi) atau jurusan. Sementara D4 hanya 1 prodi.
Kepada elaeis.co empat hari lalu, Direktur LPP Yogya, Muhammad Mustangin cerita, selama di LPP Yogya, para mahasiswa tadi bakal dicekoki dengan soft kompeten dan hard kompeten.
"Hard kompeten berarti terkait dengan prodi masing-masing, sementara soft kompeten, menyangkut bina fisik, mental dan disiplin. Biar mereka terbiasa dengan adaptasi, komunikasi dan tekanan, biar mereka bisa mandiri. Untuk yang soft kompeten ini kita bekerjasama dengan Brimob Yogya," terangnya.
Yang hard kompeten, selain diasuh oleh dosen LPP, mereka juga diajari oleh praktisi dari industri sawit yang selama ini digandeng.
Dan selama mendulang ilmu di LPP Yogya kata lelaki 45 tahun, semua mahasiswa mendapat porsi praktek 55%-60%. Sisanya teori.
Ketua Umum DPP Apkasindo, Dr. Gulat Medali Emas Manurung menerima cindera mata dari mantan Direktur LPP Yogya, Ciptadi. Saat ini Ciptadi menjadi Komite Pengawas LPP Yogya. foto: ist
Praktek ini termasuk Praktek Kerja Lapangan (PKL) alias magang yang dilakukan minimal dua kali. Biasanya di semester 3 dan 5.
Sekali magang bisa tiga bulan, empat bulan dan bahkan enam bulan. Tergantung situasi di lapangan.
Baca juga: Strategi Masif Menghadang Kampanye Negaif
"Selama magang, mereka kita kenalkan dengan industri. Gimana industri mengelola tanaman, apa sumber daya yang diperlukan, waktunya, dan lain-lain. Dapat ilmu seperti itu, tentu mereka sudah bisa dapat gambaran gimana mengelola best practice bisnis kelapa sawit. Baik itu plantation, pabrik, maupun manajemen keuangan," terangnya.
"Pokoknya, kita bekalilah semua, termasuk kewirausahaan. Jadi, nantinya mereka bisa mengembangkan sawit di tempat tinggalnya. Kalau pun akan berkarir, mereka sudah kompeten di bidangnya," magister Teknik Mesin Universitas gadjah Mada (UGM) ini menambahkan.
Lantas untuk praktek keseharian kata Mustangin, LPP Yogya punya dua kebun praktek. Di Rangkas Bitung, Banten, 20 hektar dan di Wedomartani Yogya 15 hektar.







Komentar Via Facebook :