Medan, elaeis.co - Kinerja ekspor Provinsi Sumatera Utara (sumut) pada bulan Desember 2021 naik tajam. Berdasarkan laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, kenaikan ekspor itu mencapai 14,96 persen.

"Bila mount to mounth (mtm) atau bulan ke bulan, yakni perbandingan ekspor antara bulan November ke Desember 2021, maka kenaikan ekspor itu sampai 14,96 persen atau US$ 1,14 miliar pada bulan Desember," kata Dinar Butar-butar SE MSi selaku Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sumut kepada sejumah media di Medan, kemarin.

Sementara nilai ekspor bulan November 2021 mencapai US$ 988,88 juta. Dan bila dibandingkan year on year atau tahun ke tahun (yoy), maka nilai ekspor Sumut naik 51,86 persen bila dibandingkan pada Desember 2020 yang mencapai US$ 748,58 juta.

Dinar kemudian menyebutkan, ekspor dari Sumut sepanjang Januari ke Desember 2020 mencapai US$ 8,08 miliar, sementar Januari-Desember 2021 mencapai US$ 11,87 miliar atau naik sebanyak 46,88 persen.

"Jenis ekspor terbesar sepanjang Januari ke Desember 2021 adalah ekspor lemak dan minyak hewan dan nabati sebesar US$ 5,18 miliar atau porsinya sekitar 43,59 persen," kata Dinar. 

Sementara sisanya adalah ekspor karet dan barang dari karet senilai US$ 1,58 juta atau 13,31 persen. 

Berdasarkan sektornya, kata Dinar, sepanjang Januari ke Desember 2021 ekspor didominasi oleh sektor industri yang mencapai 94,91 persen, lalu sektor pertanian sebesar 5,09 persen.

Dominasi sektor industri pun terjadi sepanjang Januari ke Desember 2020 yang mencapai 92,80 persen disusul sektor pertanian sebesar 7,20 persen. 

Lalu, negara mana yang menjadi tujuan ekspor asal Sumut sepanjang tahun 2021? 

Kata Dinar, ekspor ke negara-negara di luar ASEAN mencapai 33,48 persen atau senilai US$ 3,98 miliar. Sementara ekspor ke negara-negara anggota ASEAN sebesar 13,11 persen atau senilai US$ 1,56 miliar.

Dinar lalu menguraikan, ekspor ke negara-negara di luar ASEAN didominasi oleh Tiongkok sebesar 14,63 persen atau senilai US$ 1,74 miliar,  Amerika Serikat (AS) sebesar 12,46 persen atau senilai US$ 1,48 miliar, dan terakhir ke India 6,52 persen atau senilai US$ 774,42 juta.