https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Konflik Lahan, Warga Kampar Tidur 4 Hari di Kebun Sawitnya

Konflik Lahan, Warga Kampar Tidur 4 Hari di Kebun Sawitnya

Konflik Lahan, Warga Kampar Tidur 4 Hari di Kebun Sawitnya. Foto Istimewa


Pekanbaru, Elaeis.co - Suasana hati warga Rantau Kasih, Kecamatan Kampar Kiri Hilir, Kampar saat ini masih dalam gundah gulana. Pasalnya, mereka khawatir terkait nasib kebun sawit mereka yang digadang-gadang masuk dalam kawasan HTI milik perusahaan PT Nusa Wana Raya (NWR).

Saking takutnya, sekitar seratusan warga sempat nekad mendirikan tenda dan bermalam di kebun milik mereka masing-masing. Malah mereka sempat bermalam hingga 4 hari yakni hingga Jumat (20/8) lalu.

Ketakutan ini menurut Kepala Dusun Sei Belanti Desa Rantau Kasih, Al Qadri Syam akibat adanya alat berat milik PT NWR yang membuka lahan di wilayah tersebut sejak sebulan yang lalu. Bahkan belakangan justru mendekati kebun milik warga. 

"Warga juga ingin memastikan alat berat perusahaan itu tidak melanjutkan pekerjaan membuka lahan," jelasnya.

Ia mengatakan mayoritas warga yang menginap adalah kaum ibu-ibu. Sebab jika para suami yang menjaga kebun tersebut dikhawatirkan memicu bentrok fisik dengan  pihak perusahaan.

Awalnya perusahaan berjanji hanya membersihkan semak belukar. Tetapi belakangan, alat berat malah mendekat ke pemukiman warga.

Cerita Al Qadri, perkampungan itu merupakan hasil relokasi warga dari sekitar bantaran Sungai Kampar Kiri sejak tahun 2000 silam. Sementara pemukiman di bantaran sungai adalah perkampungan tua.

Pemerintah Kabupaten Kampar memindahkan sekitar 180 kepala keluarga menjauhi pinggiran sungai lantaran rawan banjir. Penduduk kaoung itu sebelumnya adalah nelayan yang kemudian belajar bertani.

Namun saat itu kawanan gajah terus menghantui masyarakat lantaran sering merusak tanaman warga. Hingga beberapa tahun terakhir ini warga kompak menanam Kelapa Sawit setelah kawanan Gajah tidak lagi datang. "Mulai sejak itulah ada dugaan bahwa perusahaan itu mau menguasai kebun warga," tuturnya.

Terpisah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gempur melakukan investigasi terkait konflik warga Rantau Kasih dengan PT NWR sebagai pemegang HTI di kawasan yang sedang berkonflik. Diungkapkan Ketua LSM Gempur, Hasanul Arifin, mengatakan sebenarnya tidak ada konflik antara warga Rantau Kasih Kampar Kiri Hulu dengan PT Nusa Wana Raya (PT NWR).

Menurutnya, ada pihak pihak tertentu yang mencari panggung dengan sengaja memprovokasi warga untuk berkonflik dengan perusahaan.

"Ada pihak yang sengaja menghasut dan  membenturkan masyarakat dengan pihak perusahaan (PT NWR), dengan memprovokasi ibu-ibu dan anak-anak melakukan aksi demo dan menduduki lahan konsesi HTI PT NWR," tandasnya.

Komentar Via Facebook :