https://www.elaeis.co

Berita / Bisnis /

Meski Harga Tinggi, Perusahaan ini Tak Ekspor CPO

Meski Harga Tinggi, Perusahaan ini Tak Ekspor CPO

PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) (Ist.)


Jakarta, Elaeis.co - Produsen sawit, PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) mencatatkan kinerja operasional yang cukup positif selama tahun berjalan 2021. Emiten ini tengah berupaya melakukan peremajaan tanaman dengan penggunaan bibit unggul.

Direktur UNSP Andi W. Setianto menyampaikan, produksi minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) UNSP tumbuh sekitar 15% (yoy) sampai semester I-2021. Tren pertumbuhan produksi CPO diharapkan dapat terus berlangsung hingga akhir tahun nanti.

Meski harga di pasar global terus naik, Andi memastikan bahwa seluruh hasil produksi CPO UNSP dijual di pasar domestik. Sebab, UNSP berusaha memenuhi kebutuhan bahan baku biodiesel B30 yang merupakan program pemerintah untuk substitusi impor minyak mentah.

“CPO kami eksklusif untuk pasar domestik, tidak ada ekspor. Karena Indonesia ada program B30, kami suplai kebutuhan CPO-nya,” katanya, dikutip Kontan.id.

Andi menambahkan, tahun ini pihaknya masih terus melanjutkan program penanaman kembali (replanting) pohon-pohon sawit di area perusahaan. Untuk tahun 2021, UNSP melakukan replanting di area seluas 2.500 hektar.

Program replanting ini sebenarnya telah berjalan sejak beberapa tahun lalu. Dari 2018 sampai 2020 silam, UNSP telah melaksanakan replanting dengan luas area sekitar 7.000 hektar.

UNSP menggunakan bibit unggul hasil kolaborasi antara perusahaan dengan Agricultural Service & Development (ASD) asal Kosta Rika.

ASD dan UNSP telah tergabung dalam joint venture atau perusahaan patungan sejak 2011. Namun, kerja sama dengan ASD sebenarnya telah berlangsung sejak 1994 silam. Adapun impor bibit unggul UNSP dari ASD telah dilakukan sejak 2006 lalu.

Ada beberapa manfaat yang diperoleh UNSP dengan menggunakan bibit unggul. Di antaranya, lebih banyak pohon yang bisa ditanam per hektar, lebih banyak buah per pohon, lebih banyak minyak yang bisa dihasilkan, lebih mudah dipanen dan lebih panjang usia produktif pohon yang ditanam, masa panen datang lebih awal, serta kemampuan produksi CPO meningkat dengan hektar yang sama.

Tentu saja penanaman dengan bibit unggul tersebut harus dibarengi dengan penerapan best practice management dan kualitas infrastruktur penunjang yang baik. “Dengan bibit unggul, kami bisa meningkatkan produktivitas tiga kali lebih tinggi dengan jumlah hektar yang sama. Jadi tidak perlu ada pembebasan hutan lagi,” ungkap Andi.

Sebagai informasi, saat ini UNSP memiliki lahan seluas 68.082 hektar yang telah ditanami pohon sawit. Dari situ, sebanyak 84% tanaman sawit UNSP berada di usia matang, 10% belum matang, dan terdapat 6% area yang tengah dilakukan replanting.

Area tanaman sawit UNSP tersebar di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Lampung, dan Kalimantan Selatan.

Komentar Via Facebook :