Palembang, Elaeis.co - Bila disebut mobil kebon, bayangan orang pasti tertuju pada kendaraan berpenggerak roda empat atau 4x4. Ada juga yang menyebutnya gardan dua. Kendaraan seperti ini memang mutlak dibutuhkan di perkebunan karena handal dan tangguh menghadapi segala medan.

Para pekebun sawit biasanya menggunakan kendaraan sejenis itu saat mengurus kebunnya. Sebut saja Chairul Tambunan, petani sawit di Sumatera Selatan, pengguna Taft Highland.

“Saya selalu pakai itu untuk mengontrol kebun sawit. Mobil produksi Daihatsu ini sudah menemani saya sejak tahun 1993, hampir 30 tahun,” katanya kepada Elaeis.co, Selasa (28/9/2021).

Pria asal Kota Sei Rampah, Sumatera Utara, ini mengaku tak salah menjatuhkan pilihan pada mobil tersebut. “Mesinnya bandel. Jalan becek, berlumpur, atau tanjakan, semua lewat,” ujarnya.

“Mantapnya lagi, saya tidak keluar uang banyak untuk biaya perawatannya,” imbuhnya.

Ronald Hutahaean, Sekretaris DPW Asosiasi Sawitku Masa Depanku (SAMADE) Sumatera Selatan, juga mengakui ketangguhan mobil pabrikan asal Jepang tersebut. 

“Kalau saya pakai yang Taft Independence, keluaran tahun 1997. Selain mesinnya bandel, juga hemat BBM,” bebernya.

Kapasitas bensin mobil miliknya adalah 60 liter. “Tapi bisa berhari-hari saya pakai mobil ini kalau tangkinya diisi full. Betul-betul hemat BBM mesinnya,” sebutnya.

Menurutnya, mobil tersebut hanya dipakai untuk mengontrol kebun. “Bukan untuk mengangkut tandan buah segar atau TBS. Tapi daya jelajahnya itu yang patut diacungi jempol, kebun di lokasi berlumpur dan becek pun bisa dijankau,” paparnya.

“Saya setia, Taft-nya pun setia juga sama saya,” pungkasnya.