Aceh, elaeis.co - Pemerintah Provinsi Aceh telah meluncurkan Peta Jalan Kelapa Sawit Berkelanjutan (KSB).  Program ini diluncurkan dalam konferensi meja bundar Tahuna Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) beberapa waktu lalu.

Aceh juga mendapatkan apresiasi dari RSPO dan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) atas keberhasilan 2.200 petani swadaya Aceh Tamiang dalam mengelola hasil pertaniannya.

Program ini mendapatkan dukungan dari sejumlah pihak, tidak terkecuali Apkasindo Aceh. Dimana pihaknya menilai program ini berpotensi memudahkan para petani kelapa sawit.

"Program ini mengusung kemitraan yang tentu akan saling menguntungkan antara perusahaan dan petani," ujar Sekretaris APKASINDO Aceh, Fadhli Ali kepada elaeis.co, Minggu (26/11).

Menurut Fadhli, ini merupakan bentuk satu komitmen visi misi bahkan persepsi antara pemerintah, perusahaan dan petani kelapa sawit terhadap keberlanjutan perkebunan kelapa sawit. Dimana program ini akan memfokuskan tiga aspek yaitu ekonomi, sosial dan aspek ekologi.

"Jika tiga aspek itu terpenuhi maka perkembangan perkebunan kelapa sawit di Aceh akan seimbang," paparnya

Dari pengamatan Fadhli program ini sudah berjalan di Aceh Tamiang. Dimana ada 2.200 petani sudah terlibat dan mendapatkan harga yang lebih bagus dibanding wilayah lain. Lalu ada juga pembinaan dan fasilitas kemitraan khususnya dalam PSR.

"Saya berdiskusi dengan teman-teman  lembaga yang terlibat dalam pendampingan petani. Mestinya sebagaimana yang dilakukan di Aceh Tamiang dapat diperluas ke kabupaten/kota sentra sawit lainnya. Tentu bila ada dukungan dari pemerintah daerah setempat dan juga minat dari petani atau kelompok tani," paparnya.

Lembaga yang terlibat dalam pendampingan di Aceh Tamiang adalah lembaga Inisiatif Dagang Hijau (IDH) dengan mitra pendukungnya Yayasan Ekosistem Lestari (YEL), Forum Konservasi Leuser (FKL) dan Forum Temu kabupaten Lestari (FTKL).

"Sepengetahuan saya di Aceh Singkil dan juga di kecamatan Trumon Aceh Selatan program serupa juga sudah di mulai. Semoga berjalan lancar, makin luas dan melibatkan lebih banyak petani dan lokasi program serupa di Aceh," tandasnya.