Berita / Bisnis /
Pupuk Indonesia Dorong Petani Terapkan Pupuk yang Berimbang
Jakarta, Elaeis.co - PT Pupuk Indonesia (Persero) mendorong seluruh petani Tanah Air untuk menerapkan pemupukan yang berimbang.
Wakil Direktur Utama Pupuk Indonesia, Nugroho Christijanto mengatakan, hal ini dilakukan untuk mendukung musim tanam sekaligus mengefisienkan penggunaan pupuk.
Diakuinya, memang sampai saat ini masih banyak petani yang menggunakan pupuk secara berlebihan atau tidak sesuai rekomendasi.
"Ini menjadi tantangan di lapangan, bagaimana kita dapat mensosialisasikan kepada petani mengenai tata cara pemupukan berimbang, agar pupuk yang dipakai efisien, tidak boros," kata Nugroho dalam siaran persnya di Kompas.com, Jumat (19/11/2021).
Nugroho menuturkan, penerapan pemupukan berimbang, juga dapat mendorong hasil panen yang lebih baik.
Adapun contoh formulasi pemupukan berimbang untuk komoditas padi adalah 5:3:2 dengan rincian 500 kilogram pupuk organik, 300 kilogram pupuk NPK, dan 200 kilogram pupuk urea.
"Kami berharap dengan penerapan pemupukan berimbang yang didukung oleh teknologi dan infrastruktur pertanian yang baik, akan dapat meningkatkan produktivitas yang berujung kepada meningkatnya pendapatan petani," kata dia.
Menurut Nugroho, penerapan pemupukan berimbang menjadi solusi di tengah ketersediaan pupuk subsidi yang terbatas dan tingginya harga pupuk komersil, sehingga tidak semua petani memperoleh pupuk subsidi sesuai dengan kebutuhannya.
Hingga saat ini, lanjut Nugroho, masih banyak petani yang menganggap bahwa semakin banyak pupuk khususnya urea, maka tanaman yang dihasilkan semakin bagus.
Padahal penggunaan pupuk urea yang semakin banyak membuat kondisi lahan atau tanah menjadi tidak sehat.
Kondisi tanah yang tidak sehat dikarenakan penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang berlebihan dalam jangka panjang.
Adapun rata-rata petani nasional menggunakan urea sebanyak 400 kilogram per hektar.
Selain pemupukan berimbang, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani nasional juga Pupuk Indonesia memiliki program Makmur.
Melalui program ini, dikatakan Nugroho, para petani dapat mengurangi ketergantungan terhadap pupuk subsidi.
"Lewat program ini, petani dibantu memperoleh permodalan, memperoleh pupuk, benih, pestisida, mendapat kawalan teknologi, dan mendapat jaminan offtaker atau pembelian hasil panen dengan harga yang wajar, serta mendapatkan asuransi bila terjadi gagal panen," ungkap Nugroho.
Komentar Via Facebook :