Pekanbaru, elaeis.co - Setelah lama berdiam tanpa suara, mahasiswa akhirnya keluar dari sarangnya. Nanti siang, Senin (11/4), ribuan mahasiswa Riau akan kembali mendatangi kantor wakil mereka, yakni gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Riau. 

Selain membawa tuntutan penolakan perpanjangan masa jabatan presiden, dalam aksinya nanti siang, mahasiswa Riau juga akan menyampaikan keluh kesah dari para petani sawit. 

Demisioner Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Riau, Ahmad Zikri mengatakan, salah satu tuntutan yang juga mewakili perasaan para petani adalah mengenai konflik agraria. Yang mana di Riau, konflik ini didominasi terjadi pada lahan kelapa sawit. 

"Mendesak dan menuntut Presiden Jokowi untuk menyelesaikan konflik agraria, bukan hanya di Riau, tapi juga di seluruh Indonesia," kata Zikri kepada elaeis.co, Minggu (10/4). 

Bukan hanya itu, para mahasiswa nanti juga akan kembali mendesak pemerintah untuk mengambil langkah tegas sebagai solusi terhadap kelangkaan bahan pokok yang terjangkau, terutama minyak goreng. 

"Kami juga mendesak dan menuntut Presiden Jokowi untuk menstabilkan harga dan menjaga ketersediaan bahan pokok dan menyelesaikan permasalahan ketahanan bahan pokok," tambahnya. 

Zikri menyebutkan, pihaknya juga mendesak Presiden Jokowi untuk menstabilkan pendistribusian bahan bakar minyak (BBM)ndi seluruh Indonesia. 

"Saat ini kita tahu solar sulit didapatkan, bahkan sopir-sopir sampai berhari-hari antre untuk mendapatkan solar subsidi. Selain itu, dengan naiknya harga Pertamax, juga mulai terjadi kelangkaan BBM jenis Pertalite di beberapa daerah," ujarnya. 

Sebenarnya bukan hanya itu saja, Zikri mengatakan, mahasiswa juga secara tegas menolak penundaan pemilu, yang berarti memperpanjang masa jabatan Presiden Jokowi. 

"Aksi akan kita lakukan besok siang, pukul 13.00. Ada sekitar dua ribu mahasiswa dari 18 kampus yang akan turun. Kita akan bergerak bersama menuju kantor DPRD Riau," ujarnya.