Pekanbaru, elaeis.co - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) mencatat, volume ekspor minyak sawit Riau hingga semester pertama tahun 2022 baru mencapai 9,8 juta ton. 

Jumlah ini memang belum menyentuh angka 50 persen dari volume ekspor minyak sawit rata-rata tiga tahun sebelumnya. Sebab sejak 2019 sampai 2021, ekspor minyak sawit Riau berada di angka 23 juta ton. 

"Volume ekspor tahun 2019 mencapai 24 juta ton, 2020 turun menjadi 22,7 juta ton, 2021 naik jadi 23,7 juta ton. Kemudian tahun 2022 sampai bulan Juni, volume ekspor minyak sawit sudah 9,8 juta ton," rinci Kepala Kantor Wilayah DJBC Riau, Agus Yulianto kepada elaeis.co, kemarin.

Di tahun 2022 ini, kata Agus, kondisi ekspor minyak sawit Riau memang tercatat sempat mengalami penurunan pada beberapa waktu, terutama saat pemerintah membekukan izin ekspor mulai akhir April hingga akhir Mei. 

Namun, begitu pemerintah mulai membuka ekspor dan memberlakukan berbagai kebijakannya, ekspor minyak sawit kembali mengalami peningkatan hingga saat ini. 

"Ekspor minyak sawit Riau sudah 9,8 juta ton. Tapi di bulan Juli kan diberlakukan Flush Out, sehingga penerimaan yang tadinya pada bulan Mai 2022 itu menurun, tapi pada bulan Juni, kita langsung ada peningkatan penerimaan sampai di angka Rp11 triliun. Dan memang ada peningkatan volume di banding bulan Mei," bebernya. 

Agus menambahkan, sebagai daerah dengan perkebunan sawit terluas, volume ekspor minyak sawit Riau bergerak fluktuatif, namun secara nasional, ekspor Indonesia terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. 

"Volume produksi dan ekspor secara nasional setiap tahun itu sebenarnya ada peningkatannya sebesar 4 persen," kata Agus. 

"Tetapi problemnya adalah fluktuasi yang sangat dipengaruhi oleh harga dan situasi geopolitik. Jadi memang volume ekspor itu sangat fluktuatif tergantung dengan kebijakan dari pemerintah pusat," imbuhnya.

Catatan: Naskah ini telah mengalami pengeditan ulang pada 1 Agustus 2022 pukul 10:58 Wib. Redaksi