Berita / Bisnis /
Malaysia jadi Kiblat Kelapa Sawit Dunia, Kenapa Bukan Indonesia?
Pekanbaru, elaeis.co - Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian RI, Musdhalifah Machmud, mengakui jika Malaysia masih menjadi tolak ukur dunia untuk stok global produk minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan turunannya, ketimbang Indonesia.
Dia menyebut, hal ini tak lepas dari kepiawaian negeri jiran untuk menyajikan data terkait perkembangan produksi sawit, harga, maupun stoknya yang lebih update dan akurat dibandingkan Indonesia.
"Salah satu permasalahan kita dibandingkan Malaysia kenapa memang dalam melihat stok global CPO selalu cerminnya ke Malaysia. Karena memang Malaysia everyday mereka punya data yang update dan akurat perkembangan produksinya, perkembangan stoknya dan lainnya," tuturnya dalam webinar Masa Depan Sawit Indonesia di Pasar Uni Eropa Pasca Covid-19, Kamis (17/12).
Alhasil, kata Musdhalifah, baik pelaku pasar maupun ekonom dunia akan cenderung berkiblat menggunakan data milik Malaysia untuk mengamati perkembangan CPO dan turunannya. "Karena bagaimana pun juga kegiatan dan lain lain itu sangat tergantung pada data yang baik dan valid itu," terangnya.
Upaya Pemerintah Indonesia
Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia bersama stakeholders terkait terus berupaya untuk melakukan pembenahan terkait pendataan produksi sawit, lahan, stoknya dan data penunjang lainnya. Salah satu implementasinya terhadap lahan kelapa sawit hasil rekonsiliasi tutupan nasional tahun 2019 seluas 16.381.959 hektare.
"Pada lahan tersebut sekarang kita sudah lakukan evaluasi-evaluasi, termasuk melihat lebih detail lagi bagaimana status perkebunannya, kita juga identifkasi ada di kawasan hutan yang berdasarkan Permentan."
"Kita ingin memproduksi data baik produksi, pergulirannya, supaya supply chain itu bisa berjalan dengan baik, agar supaya kita sebagai produsen utama dunia kita bisa menunjukkan keutamaan kita dalam menyajikan informasi kelapa sawit kita kepada dunia," terangnya.
Merdeka.com
Komentar Via Facebook :