Jambi, elaeis.co - Lelaki 61 tahun ini boleh dibilang menjadi sumber inspirasi bagi petani sawit yang kebunnya akan menjalani peremajaan, untuk mendapatkan duit. Saking banyaknya duit itu, nyaris bisa menutupi kekurangan biaya peremajaan. 

Hitungannya begini; anggap saja satu hektar kebun kelapa sawit dijejali 100 batang pohon. Tiap batang menghasilkan 5 liter air nira sehari. Ini  berarti, dalam sehari 100 kilogram gula merah bisa dihasilkan. Harga jual Rp15 ribu perkilogram. 

"Modal satu kilogram gula merah itu Rp5 ribu. Itupun lantaran kita harus menambahkan gula pasir saat akan mengolah biar gula merahnya keras," cerita Karneni, seorang petani yang sudah menjalankan usaha pembuatan gula merah dari air nira pohon sawit, saat berbincang dengan elaeis.co dua hari lalu.  

Baca juga: Gula Merah Sawit Tanjabar

Jika tiap pohon kelapa sawit menghasilkan air nira selama 21 hari, berarti, sudah 2.100 kilogram gula merah yang bisa didapat. 

"2100xRp15.000=Rp31.500.000. Ini berarti untung bersihnya sudah Rp21 juta. Itu baru 1 hektar. Kalau dua hektar, berarti duitnya sudah Rp42 juta," ayah dua anak ini merinci.

Lewat pesan singkat, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Agusrizal, cerita bahwa dari 2018, sudah 17 ribu hektar kebun sawit rakyat yang telah menjalani PSR. Ini berarti sudah Rp357 miliar duit yang terbuang sia-sia. 

Itu juga jika dalam satu hektar kebun, pohon sawit yang bisa dikelola hanya 100 batang. Sementara idealnya, dalam sehektar kebun, ada 136 batang pohon sawit.  

"Gula kelapa sawit ini masih butuh sentuhan teknologi dan pengembangan lebih lanjut. Biar petani bisa melakukan proses pembekuan dengan mudah dan tahu kandungan apa yang ada di gula itu, biar bisa bersaing dengan produk gula lain," ujarnya. 

Tahun ini kata bekas pegawai kehutanan ini, ada 11 ribu hektar kebun kelapa sawit petani yang menjalani PSR. Ini berarti, ada Rp231 miliar potensi duit dari gula merah itu.