https://www.elaeis.co

Berita / Kalimantan /

Disbun Kaltim Dorong Percepatan Sertifikat ISPO Perusahaan dan Petani Sawit

Disbun Kaltim Dorong Percepatan Sertifikat ISPO Perusahaan dan Petani Sawit

Kegiatan Pertemuan Percepatan ISPO yang ditaja Disbun Kaltim. foto: Diskominfo Kaltim


Samarinda, elaeis.co – Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) terus mendorong percepatan Sertifikasi ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) dalam rangka menjaga keberlanjutan industri kepala sawit di daerah tersebut.

Terkait dengan hal itu, Dinas Perkebunan (disbun) Kaltim menggelar Pertemuan Percepatan Pelaksanaan ISPO bagi PBS (Perkebunan Besar Swasta), Koperasi, dan Kelompok Tani, dan Petani Kaltim, Selasa (18/7). Kegitan ini juga diikuti Dinas Perkebunan Kabupaten/Kota dan menghadirkan empat narasumber dari PT Agri Mandiri Lestari Jakarta, PT Mutu Agung Lestari, GIZ dan Forum Komunikasi Perkebunan Berkelanjutan (FKPB). 

"ISPO menjadi harapan keberlangsungan industri kelapa sawit di Kaltim," kata Kepala Disbun Kaltim, Ahmad Muzakkir.

Dia mengatakan, Perpres Nomor 44 Tahun 2020 Tentang Sistem Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan menegaskan bahwa ISPO wajib bagi PBS, perusahaan negara (PTPN), maupun petani atau pekebun.

Jumlah PBS sawit di Kaltim hingga saat ini mencapai 303 perusahaan. "Sementara yang telah mendapat Sertifikat ISPO baru sebanyak 80 PBS atau 26,40  persen dari total perusahaan perkebunan di Kaltim," sebutnya.

Sedangkan pekebun swadaya atau smallholder lewat koperasi yang tersertifikasi baru sebanyak 6 koperasi sehingga perlu dilakukan percepatan.

"Pekebun swadaya (smalholder) juga diwajibkan untuk memiliki Sertifikat ISPO. Para pekebun swadaya bila belum memiliki Sertifikat ISPO, hal ini akan menyebabkan mereka tersingkir dari rantai pasok sawit Indonesia," tegasnya.

Luas tanaman kelapa sawit Kaltim tahun 2022 tercatat seluas 1.411.861 ha atau 89,59 persen dari total luas perkebunan yang ada. Sedangkan ekspor produk kelapa sawit tahun 2022 senilai USD 1,8 milyar atau sekitar Rp 28,4 trilyun.

"Pemerintah sangat serius terhadap pengembangan kelapa sawit karena merupakan komoditas strategis dan berperan sebagai penghasil devisa terbesar," sebutnya.

Dia berharap dengan pertemuan ini maka para peserta mampu merancang program/kegiatan dan berkolaborasi dalam mendukung percepatan Sertifikasi ISPO di Kaltim.
 

Komentar Via Facebook :