Pekanbaru, Elaeis.co - Sudah 10 hari hingga hari ini, sebelas gajah liar belum dapat digiring menuju habitatnya. Kawanan satwa berbelalai panjang itu masuk di perkebunan kelapa sawit milik masyarakat di Desa Tapung, Kampar. 

Upaya penggiringan oleh petugas BBKSDA Riau masih belum dapat berjalan lancar. Sebab terhalang sungai dengan ketinggian air yang tidak memungkinkan untuk diseberangi kawanan gajah liar itu.

Pelaksana Harian (Plh) Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Hartono mengatakan saat ini kawanan tersebut telah berada di desa Kota Garo. Dimana untuk melakukan penggiringan itu 8 petugas dari BBKSDA Riau diterjunkan.

"Kita kerahkan 3 ekor gajah latih untuk membantu penggiringan. Gajah jinak kita letakkan tidak jauh dari kawanan itu, agar gajah liar bisa bergabung dan digiring," katanya, Selasa (16/11).

Bukan hanya menggunakan gajah liar, petugas juga menghalau gajah liar agar tidak merusak tanaman masyarakat menggunakan petasan. Dengan suara ledakan itu diharapkan gajah bisa menjauh dari perkebunan masyarakat.

"Selain itu kita mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak melakukan transaksi tindakan yang membahayakan masyarakat dan satwa berbadan tambun itu," tandasnya.