Berita / Sumatera /
Ekspor Karet Melejit, Pertumbuhan Ekonomi Meningkat
Jakarta, Elaeis.co - Pulihnya permintaan dari negara tujuan memicu peningkatan ekspor karet Sumatera Selatan (sumsel) pada Semester I/2021 sebesar 20 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel, ekspor karet sepanjang enam bulan pertama tahun ini mencapai 501.651 ton. Angka tersebut naik dibandingkan tahun lalu yang hanya 414.956 ton.
Ketua Gapkindo Sumsel, Alex K Eddy, mengatakan, kondisi tahun ini lebih baik jika dibandingkan tahun lalu. “Secara kuantitas maupun harga jual lebih baik. Tahun lalu kita sangat terpukul dengan lockdown dari negara-negara pengimpor karet, di samping harga juga sangat rendah,” katanya, dikutip Bisnis.com.
Menurutnya, saat ini pembelian dari negara tujuan sudah kembali normal. Begitu pula dengan harga di pasar Singapore Commodity Exchange (Sicom) yang rata-rata senilai US$1,65 per kilogram.
Produksi total karet Sumsel mencapai 521.819 ton. Lebih dari 90 persen produksi pabrik karet di Sumsel diserap oleh pasar ekspor. Adapun pasar utama untuk ekspor karet adalah Tiongkok.
Menurut Alex, pabrik karet di Sumsel terus berupaya menjaga produksi mengingat daerah itu masih menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4. Karena industri esensial hanya boleh produksi dengan 50 persen pekerja, kondisi itu dikhawatirkan akan menekan produksi karet.
Sebagai jalan keluar, menurutnya, pengusaha karet di Sumsel fokus untuk mengurangi aktifitas pekerja yang tidak berhubungan dengan produksi. Dengan begitu, aturan PPKM diharapkan tidak berdampak signifikan terhadap produksi karet.
“PPKM sekarang berbeda dengan PSBB, kemarin industri karet masih diizinkan produksi normal dengan protokol kesehatan ketat,” sebutnya.
Sejauh ini para pengusaha karet masih optimistis kinerja produksi maupun ekspor sepanjang tahun ini akan berjalan sesuai target. Pada tahun lalu, ekspor karet asal Sumsel tercatat sebanyak 918.674 ton.
“Mudah-mudahan tahun ini bisa tembus di atas 900.000 ton,” katanya.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel mencatat kinerja industri karet, barang dari karet meningkat sebesar 10,49 persen (q-to-q) dan meningkat sebesar 51,09 persen (y-on-y).
Kepala BPS Sumsel Zulkipli mengatakan, laju pertumbuhan industri tersebut sejalan dengan peningkatan produksi crumb rubber serta peningkatan ekspor. “Tentu saja peningkatan ekspor karet berdampak signifikan terhadap komponen ekspor di PDRB Sumsel. Ekspor komoditas andalan Sumsel, yakni karet, batu bara, dan minyak sawit, tercatat tumbuh positif pada kuartal II/2021,” bebernya.
Menurutnya, ekspor merupakan komponen terbesar pada pertumbuhan ekonomi Sumsel kuartal II/2021, yakni mencapai 5,64 persen. Pada periode tersebut pertumbuhan ekonomi Sumsel tercatat sebesar 5,71 persen.
Gubernur Sumsel, Herman Deru, mengklaim bahwa angka tersebut merupakan yang tertinggi di Pulau Sumatera. “Ini berita baik, untuk provinsi setara yang memiliki jumlah penduduk di atas 5 juta, pertumbuhan ekonomi Sumsel jadi yang tertinggi,” tukasnya.
Deru meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi Sumsel berpotensi kembali meningkat meskipun masih dalam kondisi pandemi. “Mudah-mudahan tambah naik. Kita ada satu kelompok yang tidak kalah besar, yakni 46 persen kekuatan kita adalah pertanian. Petani kita genjot, produksi pertanian dan perkebunan serta hortikultura ditingkatkan,” katanya.
Komentar Via Facebook :