https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

PPKS Kembangkan Potensi Sawit untuk Antistunting dan Dukung Ketahanan Pangan

PPKS Kembangkan Potensi Sawit untuk Antistunting dan Dukung Ketahanan Pangan

Kepala PPKS, Dr HM Edwin S Lubis. Foto: Ist.


Medan, elaeis.co - Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan terus melakukan inovasi untuk mengembangkan potensi yang terkandung dalam kelapa sawit.

Kepala PPKS, Dr HM Edwin S Lubis, mengatakan, Indonesia dianugerahi komoditas kelapa sawit yang memiliki sejumlah keunggulan dibanding minyak nabati lainnya. Salah satunya produktivitas yang paling tinggi dengan biaya produksi yang paling rendah.

Saat ini, Indonesia memiliki areal kelapa sawit seluas 16,38 juta hektare (ha) dengan produksi minyak sawit (CPO) dan minyak inti (PKO) lebih dari 53 juta ton. Penggunaan CPO masih didominasi oleh sektor industri pangan, yaitu sebagai bahan baku minyak goreng.

"Namun sejatinya, kegunaan minyak sawit dalam industri pangan tidak hanya dapat diperuntukkan sebagai bahan baku minyak goreng. Tetapi juga sebagai bahan baku dalam pembuatan pangan fungsional dan nutrasetikal dengan kandungan asam oleat dan senyawa fitonutrien dengan kadar tinggi, yang tentu saja diperlukan untuk kesehatan," katanya dalam siaran pers yang diterima elaeis.co, Kamis (7/7).

Menurutnya, potensi ini masih belum banyak dikembangkan oleh produsen minyak sawit, khususnya pada skala usaha kecil menengah (UKM). Itu sebabnya PPKS memperkenalkan teknologi sederhana untuk produksi minyak makan merah yang masih mempertahankan kandungan senyawa fitonutrien berkadar tinggi meliputi karoten (sebagai pro-vitamin A), tokoferol dan tokotrienol (sebagai vitamin E), dan squalene.

"Minyak makan merah berpotensi digunakan sebagai pangan fungsional, salah satunya sebagai bahan pangan untuk antistunting. Karena selain sebagai sumber lemak yang merupakan zat gizi dasar, juga mengandung senyawa fitonutrien yang memiliki sifat sebagai antioksidan dan bioaktivitas lainnya. Asam oleat dan asam linoleat yang dikandungnya berfungsi untuk pembentukan dan perkembangan otak, transportasi dan metabolisme pada anak," paparnya.

Menurutnya, minyak makan merah bisa digunakan untuk menumis bahan pangan, salad dressing, bahan baku margarine dan shortening, dan sebagainya.

Menariknya, teknologi produksi minyak makan merah ini dapat dikembangkan pada skala UMKM sebagai potensi peningkatan nilai tambah dan peningkatan kesejahteraan pekebun dari pengembangan usaha berbasis produk turunan kelapa sawit melalui pemberdayaan koperasi.

Dia berharap edukasi dan sosialisasi tentang manfaat dari minyak makan merah diperbanyak agar minyak makan merah dan produk diversifikasinya dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.

"Produk inovasi ini dapat menjadi solusi untuk pemenuhan zat gizi bagi masyarakat Indonesia," tukasnya. 

Selain inovasi tersebut, PPKS yang merupakan center of excellence di bidang penelitian kelapa sawit telah berperan penting dalam perkembangan industri sawit di Indonesia. PPKS merupakan produsen benih kelapa sawit terbesar di Indonesia yang telah menghasilkan berbagai varietas benih kelapa sawit unggul yang digunakan di perkebunan kelapa sawit, baik perkebunan negara, swasta, maupun perkebunan rakyat. 

PPKS juga turut serta dalam Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dan berperan aktif dalam mengedukasi pekebun kelapa sawit mengenai pentingnya penggunaan bahan tanaman unggul maupun penerapan kultur teknis melalui kegiatan diseminasi secara langsung maupun melalui media sosial PPKS.

"Saat ini, PPKS tengah mengembangkan pupuk hayati Bioneensis® yang bermanfaat untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, kesehatan dan kesuburan tanah. Pupuk hayati ini menjadi primadona di perkebunan kelapa sawit di tengah tingginya harga pupuk," sebutnya.

Dengan dukungan pemerintah dan seluruh stakeholder kelapa sawit, katanya, PPKS akan terus berupaya menghasilkan berbagai inovasi untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing industri minyak sawit Indonesia. Baik di sektor hulu, hilir, maupun melalui rekomendasi kebijakan demi kemajuan perkelapasawitan Indonesia sesuai dengan tagline “PPKS berkarya, sawit Indonesia Berjaya”. 

 

Komentar Via Facebook :