Berita / Bisnis /
Ternak Sapi, Petani Sawit di Siak Untung
Pekanbaru, Elaeis.co - Meningkatnya permintaan sapi di wilayah Siak membuat bisnis sapi para petani sawit binaan PT Perkebunan Nusantara V meroket. Malah para petani yang juga tengah mengikuti program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) tersebut meraup untung. Tak tanggung-tanggung pendapatan mereka mencapai ratusan juta.
Ketua Kelompok Tani Tunas Muda, Setyono mengatakan, ada sekitar 20 ekor sapi milik para petani telah ludes terjual, termasuk untuk kebutuhan Idul Adha kemarin. Petani meraup omzet hingga Rp320 juta dengan membandrol sapi senilai Rp16 jutaan per ekor.
"Meski masih pandemi permintaan sapi masih tinggi di Siak. Ekonomi kami para petani yang mengikuti PSR juga cukup terbantu dengan peternakan ini," ujarnya melalui siaran persnya kepada Elaeis.co, Rabu (4/8).
Pria yang juga merupakan Ketua Umum asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (ASPEKPIR) itu menyampaikan, seiring dengan tingginya permintaan tadi, ketersediaan sapi hanya cukup untuk memenuhi permintaan pasar setempat saja. Padahal permintaan juga banyak datang dari wilayah lain.
"Potensi pasarnya masih sangat bagus," paparnya.
Namun, karena program yang berasal dari Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) PTPN V ini baru bergulir sejak awal Januari lalu, ia pun mengaku populasi sapi yang tersedia masih terbatas. Bahkan, untuk memenuhi permintaan dari masyarakat sekitar Siak, ia mengatakan masih harus mendatangkan hewan mamalia tersebut dari daerah lainnya.
Secara tidak langsung, lanjutnya, tingginya permintaan sapi di daerah yang mengandalkan sawit sebagai sumber ekonomi tersebut menjadi indikator bahwa ekonomi petani, termasuk binaan PTPN V terjaga sangat baik disaat situasi pandemi belum menunjukkan gejala perbaikan.
Lebih jauh, Setyono mengatakan bahwa potensi bisnis ternak sapi diperkirakan akan semakin baik di masa mendatang karena secara tidak langsung memberikan manfaat ganda bagi para petani sawit. Diantaranya, petani tidak perlu sibuk mencarikan pakan. Cukup melepaskan sapi-sapi mereka untuk memakan rumput di tengah perkebunan yang masih produktif. Feses dan urin yang dikeluarkan sapi akan menjadi pupuk alami bagi tanaman sawit.
"Kemudian, daging sapi yang diternak petani kita itu lebih padat. Karena dilepaskan, bergerak bebas, tidak hanya dikandangkan. Bobotnya itu hingga mencapai 100 kilogram. Alhamdulillah ini akan menjadi bisnis menjanjikan selain usaha utama perkebunan sawit. Apalagi pasar masih terbuka luas," tuturnya.
Untuk diketahui, PTPN V di awal Januari 2021 lalu mengguyur modal usaha untuk peternakan sapi sebesar Rp1 miliar kepada para petani sawit yang tengah mengikuti program PSR di Siak. Langkah itu dilakukan guna mendongkrak kemandirian ekonomi para petani yang pendapatannya menurun akibat kebun sawit mereka mendapatkan peremajaan dan belum panen.
Senior Executive Vice President Business Support PTPN V, Rurianto, bersyukur dengan keberhasilan para petani mitra binaan PTPN V yang terus menjaga asa dan semangat di tengah badai pandemi ini. Dia berharap, program peternakan sapi yang dijalankan oleh Setyono dan kawan-kawan dapat menjadi inspirasi bagi petani sawit lainnya untuk mengikuti peremajaan sawit rakyat.
Menurut dia, saat ini salah satu kendala terhambatnya percepatan peremajaan sawit rakyat yang digesa oleh pemerintah selain permasalahan legalitas dan birokrasi adalah kekhawatiran petani kehilangan penghasilan selama masa peremajaan menunggu panen.
"Dalam program PTPN V untuk Sawit Rakyat, kita berikan kesempatan kepada petani untuk bekerja langsung di arealnya dan mendapatkan penghasilan. Selanjutnya, selain petani bisa mendapatkan gaji dari melalui pola padat karya tersebut, sekarang kita juga bantu modal petani untuk usaha sampingan mereka, melalui pendanaan UMK bergilir bergulir," urainya.
Selain membantu ekonomi para petani di masa peremajaan sawit, dalam jangka panjang program ini juga akan berdampak positif dengan adanya integrasi sawit sapi. "Saya melihat bahwa strategi menggabungkan perkebunan sawit dengan peternakan sapi di lahan masyarakat akan membawa manfaat cukup besar, mulai dari manfaat ekonomi, pangan, hingga pupuk," kata Ruri.
Ruri yang juga Wakil Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Provinsi Riau itu berharap program ini berjalan dengan baik dan muncul "Tunas Muda" lainnya. PTPN V, kata dia, akan terus memberikan pendampingan kepada para petani dalam upaya mengembangkan peternakan sapi tersebut.
"Secara garis besar, saya berharap program ini dapat terlaksana dengan baik dan menjadi nilai tambah ekonomi bagi para petani serta mendorong kabupaten Siak sebagai salah satu sentra perkebunan sawit dan peternakan sapi di Riau," harapnya.
Komentar Via Facebook :