Pekanbaru, elaeis.co - Menyikapi dibukanya larangan ekspor bahan baku dan minyak goreng hari ini 23 Mei 2022, Wakil Bupati Siak, Husni Merza menekankan agar pabrik kelapa sawit (PKS) kembali menyesuaikan harga. Tentu sesuai dengan penetapan dinas Perkebunan Provinsi Riau.

Secara tegas Husni meminta, penyesuaian harga ini dapat dilakukan sesegera mungkin. "Jangan sampai berminggu-minggu atau berbulan-bulan baru dinaikkan," tuturnya kepada elaeis.co, Senin (23/5).

Ia mengatakan Pemerintah Kabupaten Siak akan bekerja sama dengan Dinas Perkebunan Riau dalam melakukan pengawasan, khususnya soal penyesuaian harga. Malah pihaknya siap untuk turun ke lokasi melakukan sidak jika terdapat PKS yang membandel. 

"Tentu kita akan berkoordinasi dulu dalam penyesuaian harga ini. Sebab tingkat provinsi juga masih belum mengumumkan. Jika nanti sudah, maka kita akan bergerak untuk pemulihan harga di Siak," kata dia.

Biasanya kata Husni, merangkaknya harga kelapa sawit di daerahnya itu tampak dari sejumlah agen atau pengepul yang menerima kelapa sawit petani swadaya. Jika ada terjadi kenaikan, maka otomatis di PKS pembelian juga sudah merangkak naik.

"Kita akan pantau terus. Sebab tidak semua petani bermitra dengan PKS. Jadi tentu ada dua versi harga yakni harga petani non mitra (swadaya) dan petani mitra (plasma)," paparnya.

Husni juga tidak menampik, kebijakan larangan ekspor beberapa waktu lalu sempat membuat gejolak di lini petani kelapa sawit di wilayahnya. Harga TBS petani ambruk dan membuat perekonomian petani turun drastis.

"Kemarin kita bersama sejumlah kepala daerah di Provinsi Riau sempat lakukan koordinasi dan meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk mempertimbangkan kembali keputusan penutupan ekspor. Bersyukur bersama aspirasi para petani larangan itu kini sudah resmi dicabut. Kita berharap perekonomian petani kembali naik dan kesejahteraan petani lebih terjamin," tandasnya.