https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Dioperasikan, Pilot Plant Fraksionasi Ubah TKKS Jadi Produk Bernilai Tinggi

Dioperasikan, Pilot Plant Fraksionasi Ubah TKKS Jadi Produk Bernilai Tinggi

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita menandatangani prasasti peresmian Pilot Plant Fraksionasi TKKS di BBSPJI Agro, Bogor. foto: Kemenperin


Jakarta, elaeis.co - Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan pelaku bisnis, atau yang disebut triple helix, terbukti mampu menghasilkan hal yang sangat bermanfaat bagi pengembangan industri nasional. Hal ini dapat dilihat melalui upaya pembentukan Pilot Plant Fraksionasi Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) yang merupakan konsorsium hasil kolaborasi antara Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro (BBSPJIA) Kementerian Perindustrian, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan PT Rekayasa Industri.

Fasilitas Pilot Plant yang berada di Bogor, Jawa Barat ini diresmikan Kamis (8/8) lalu. “Pilot Plant ini merupakan upaya Kementerian Perindustrian yang konsisten menjalankan amanat Presiden RI untuk Hilirisasi Industri berbasis Sumber Daya Alam (SDA) dan menumbuhkan Industri Hijau yang berkelanjutan. Diantaranya melalui pemanfaatan limbah TKKS menjadi produk-produk yang bernilai tambah tinggi,” jelas Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita dalam siaran pers dikutip Minggu (11/8).

Baca juga: Potensi TKKS Sebagai Sumber Energi Terbarukan Belum Dimanfaatkan Maksimal di Bengkulu

Dia menyampaikan, kelapa sawit merupakan salah satu program prioritas hilirisasi industri dalam rangka meningkatkan nilai tambah komoditas ekspor. Nilai ekonomi sektor perkelapasawitan hulu hingga  hilir nasional mencapai lebih dari Rp 750 triliun, setara dengan 3,5% dari PDB Nasional pada tahun 2023. "Angka ini berpotensi akan terus bertambah melalui inovasi teknologi, dari yang sebelumnya berpusat pada hilirisasi minyak sawit, menjadi semakin luas, termasuk pengolahan biomassa kelapa sawit," jelasnya.

Konsorsium Pilot Plant Fraksionasi TKKS tersebut dikembangkan sesuai dengan amanat Menperin dan mempunyai nilai teknologi yang sangat strategis untuk pengembangan industri berbasis sumber daya terbarukan di masa mendatang. Pilot Plant ini mampu menghasilkan Glukosa, Xilosa, Lignin (GXL) secara bersamaan. Glukosa merupakan prekursor pembuatan bioetanol, yaitu bahan bakar nabati pencampur bensin (gasoline). Sedangkan Xilosa dan Lignin merupakan prekursor pembuatan Bio Fine Chemicals, yaitu bahan kimia berbasis sumber daya terbarukan yang dapat diolah menjadi berbagai produk, antara lain xylitol, benzene, dan toluene.

Baca juga: Selain untuk Tekstil, Ternyata Kegunaan TKKS Masih Banyak Lagi

Dia mengharapkan fasilitas Pilot Plant ini dapat dimanfaatkan oleh seluruh lapisan masyarakat pemangku kepentingan industri, termasuk pengolahan biomassa kelapa sawit, yang selama ini masih terabaikan. Beroperasinya fasilitas ini diharapkan dapat berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan pengelolaan limbah dan hasil samping kebun kelapa sawit menjadi produk yang mengisi kekosongan struktur industri nasional sesuai program hilirisasi industri kelapa sawit.

Menperin menambahkan, harapan selanjutnya melalui program ini adalah peningkatan nilai tambah dan diversifikasi produk turunan sawit, potensi penciptaan lapangan kerja dan peningkatan investasi nasional, substitusi impor, dan penguasaan teknologi oleh konsorsium dalam negeri.

Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri, Andi Rizaldi, menyampaikan bahwa penguasaan teknologi fraksionasi TKKS pada skala pilot dapat digunakan untuk meningkatkan pemanfaatan dan optimalisasi TKKS untuk diproses dan menghasilkan prekursor bernilai tinggi seperti GXL.

Baca juga: Manfaatkan TKKS, Petani Bisa Dapat Rp 18 Juta per Bulan

Selain itu, teknologi yang dihasilkan akan menjadi satu lisensi teknologi yang merupakan hasil karya anak bangsa. Keberhasilan pilot plant dalam mengolah TKKS menjadi produk GXL akan menambah daya saing industri kelapa sawit nasional, meningkatkan citra positif terhadap isu lingkungan, dan memperkuat serta memperdalam struktur industri nasional.

"Tugas kami selanjutnya adalah menyelenggarakan jasa optimalisasi pemanfaatan teknologi industri oleh Badan Layanan Umum BBSPJI Agro, Bogor. Jasa layanan ini dapat dimanfaatkan oleh industri yang akan berinvestasi pada upaya hilirisasi dan peningkatan nilai tambah TKKS melalui benchmark dan lisensi teknologi mekanisme Pendapatan Negara Bukan Pajak," tutup Andi.


 

Komentar Via Facebook :