https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Stabilkan Harga Minyak Sawit, RI Disarankan Gandeng Malaysia

Stabilkan Harga Minyak Sawit, RI Disarankan Gandeng Malaysia

Ilustrasi (Net)


Jakarta, Elaeis.co - Program biodiesel yang terus didorong oleh pemerintah hendaknya disertai upaya peningkatan konsumsi sawit di dalam negeri dan kolaborasi untuk membantu stabilisasi harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) di pasar internasional.


Ketua Bidang Luar Negeri Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Fadhil Hasan mengatakan, komitmen pemerintah untuk memelihara program biodiesel harus dilanjutkan. 


Dari data yang ada, pada tahun ini diperkirakan penyerapan CPO untuk program biodiesel sekitar 8,34 juta ton. Kemudian untuk konsumsi minyak goreng dan lainnya berada di kisaran 10,1 juta ton, sementara untuk oleochemical sekitar 1,1 juta ton.


“Sehingga dengan adanya penyerapan di dalam negeri ini, kita memperkirakan bisa membantu stabilisasi harga di pasar internasional,” katanya, dikutip Sindonews.com, kemarin.


Fadhil menekankan bahwa Indonesia bukanlah satu-satunya negara penghasil CPO di dunia. Masih ada negara lain yang menjadi produsen CPO dan dapat digandeng untuk berkolaborasi guna menjaga harga di pasar internasional supaya stabil. 


“Walaupun negara kita penghasil sawit yang terbesar, tapi kita bukan satu-satunya negara penghasil CPO. Untuk bisa menstabilisasi harga di pasar internasional, kita harus bekerja sama, contohnya dengan Malaysia. Sebab, Malaysia juga punya peranan penting dalam menstabilkan harga,” katanya.


Di Malaysia, program biodiesel masih berkisar di B10. Menurut dia, Malaysia masih bisa berkesempatan untuk meningkatkan pada program B30 yang sama seperti di Indonesia sehingga dapat membantu stabilitas harga di dalam negeri.


Sementara itu, Fadhil menilai pungutan ekspor yang terlalu besar di Indonesia menyebabkan negara kehilangan daya saing dibandingkan dengan Malaysia. “Beberapa bulan yang lalu kita diambil alih di pasar India oleh Malaysia,” tukasnya.


“Semoga revisi pungutan ekspor bisa membuat sawit Indonesia kembali lebih kompetitif,” tambahnya.

Komentar Via Facebook :