https://www.elaeis.co

Berita / Kalimantan /

RADKSB Diharapkan Bisa Proteksi CPO Kalbar di Pasar Global

RADKSB Diharapkan Bisa Proteksi CPO Kalbar di Pasar Global

TBS siap diolah menjadi CPO di pabrik sawit. foto: Gapki Kalbar


Pontianak, elaeis.co - Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) menggelar pertemuan untuk percepatan implementasi Rencana Aksi Daerah Kelapa Sawit Berkelanjutan (RADKSB) dan penyusunan RADKSB di tingkat kabupaten/kota.

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar, Heronimus Hero mengatakan, RADKSB adalah bukti komitmen Pemerintah Provinsi Kalbar membangun tata kelola sektor perkebunan kelapa sawit berkelanjutan. 

"Kita ingin semua pemerintah daerah penghasil sawit di Kalbar satu langkah, supaya ada percepatan," kata Hero dalam keterangan resmi dikutip Sabtu (19/8).

Menurutnya, komitmen Pemerintah Provinsi Kalbar dalam mewujudkan RADKSB secara regulasi yakni telah hadirnya Peraturan Gubernur Kalbar Nomor 3 Tahun 2022 tentang RADKSB.

"Terbitnya peraturan gubernur tersebut diharapkan mampu memacu para pihak kelapa sawit terutama pekebun-pekebun swadaya untuk lebih berkontribusi dalam pelaksanaan usaha kelapa sawit secara lestari," paparnya.

Ia mengatakan, pelaksanaan regulasi tersebut dituangkan dalam enam program utama. Yakni penguatan data, koordinasi dan infrastruktur; peningkatan kapasitas dan kapabilitas pekebun; pengelolaan dan pemantauan lingkungan; penerapan tata kelola perkebunan dan penanganan sengketa; percepatan pelaksanaan sertifikasi perkebunan kelapa sawit berkelanjutan Indonesia; dan peningkatan akses pasar produk kelapa sawit.

"Kami meminta seluruh kabupaten dan seluruh anggota Tim Pelaksana Daerah dapat mengawal dan melaksanakan RADKSB Provinsi Kalbar sebagaimana yang tertuang dalam lampiran Peraturan Gubernur Kalbar Nomor 3 Tahun 2022. Rencana Aksi Daerah ini juga menjadi prasyarat dalam memperoleh dana bagi hasil (DBH) kelapa sawit," tegasnya.

Ia menyebutkan saat ini produksi CPO di Kalbar tercatat mencapai 4,9 juta ton dan diprediksi produksi akan terus meningkat sejalan dengan bertambahnya usia tanaman menghasilkan dan penerapan budidaya yang baik di setiap areal perkebunan.

Untuk dapat memasarkan produksi CPO yang demikian besar di tengah isu deforestasi, degradasi hutan, rusaknya hábitat, terbunuhnya satwa liar yang dilindungi, dan meningkatnya emisi gas rumah kaca (GRK), tentu saja diperlukan langkah-langkah yang strategis dan dukungan dari semua pihak untuk menjawab tantangan dan memenangkan persaingan pasar dunia yang semakin ketat.

"Isu-isu tersebut di atas akan dapat diatasi dengan menerapkan pengelolaan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti menguntungkan secara ekonomi, berkeadilan sosial dengan memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta mempertahankan kelestarian lingkungan hidup. Jadi RADKSB menjadi kunci untuk kemajuan sawit di Kalbar," jelasnya.
 

Komentar Via Facebook :