Berita / Nusantara /
Jelantah Berpotensi Topang Ketahanan Energi Nasional
Jakarta, Elaeis.co - Sumber daya alam yang bisa diperbaharui seperti minyak jelantah dapat diubah menjadi bahan bakar biodiesel yang aman untuk lingkungan karena menghasilkan polusi udara yang jauh lebih sedikit dibandingkan bahan bakar jenis solar.
Biodiesel dapat mendukung program Indonesia dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca sampai 41 persen atau setara dengan 1,02 miliar ton karbon dioksida hingga 2030 dengan dukungan internasional.
Manajer lembaga riset independen Traction Energy Asia, Ricky Amukti, mengatakan, penggunaan biodiesel dari minyak jelantah dapat menekan jumlah emisi karbon. Pemanfaatan minyak jelantah juga mampu menghemat biaya hingga 35 persen dibandingkan biodiesel dari minyak nabati yang dihasilkan dari buah kelapa sawit.
Berdasarkan hasil penelitian Argonne National Laboratory di Illinois, Amerika Serikat, biodiesel menghasilkan 78 persen lebih sedikit emisi gas rumah kaca dibandingkan solar. Bahan bakar alternatif ini hanya menghasilkan 2.661 gram karbon dioksida per galon ukuran 3,78 liter, sedangkan bahan bakar solar menghasilkan 12.360 gram karbon dioksida per galon.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat Indonesia termasuk salah satu negara pengguna minyak sawit terbanyak di dunia yakni 16,2 juta kiloliter per tahun, sehingga mampu menghasilkan potensi minyak jelantah 3 juta kiloliter untuk memenuhi 32 persen kebutuhan biodiesel nasional.
"Bahan bakar nabati biodiesel ini menjadi substitusi pengganti bahan bakar minyak yang bersumber dari energi fosil," kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, seperti dikutip Bengkulu.antaranews.com.
Menurutnya, ada dua prinsip utama yang harus dipenuhi saat menjadikan minyak jelantah sebagai bahan baku biodiesel. Pertama, kualitas minyak jelantah harus mencapai standar spesifikasi biodiesel, artinya murni minyak jelantah tidak dicampur bahan lain seperti oli bekas. Kedua, punya nilai keekonomian tinggi dan dapat diimplementasikan.
Pemanfataan minyak goreng bekas menjadi biodiesel dinilai merupakan cara yang tepat saat ini untuk memperkuat ketahanan energi nasional, menyelamatkan lingkungan dari bahaya limbah, serta memangkas kuota impor bahan bakar fosil.
Komentar Via Facebook :